KATA PENGANTAR
Alhamdulillah syukur kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan kesehatan, kesempatan, izin dan ridho-Nya sehingga Sejarah Desa Gelebak Dalam dan Nilai Filosofis Adat Sedulang Setudung dapat saya selesaikan. Solawat dan Salam kita sampaikan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad Saw dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menginformasikan data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara konseptual, faktual dan rasional serta Nilai Filosofis Adat Sedulang Setudung. Mengapa? Karena sejak dihapuskannya Marga Srikuto Parung Priyayi menjadi Dusun Glebek Dalem berdasarkan Maklumat Van Den Bosch tahun 1907 sampai sekarang (lebih kurang 112 tahun) masih terjadi polemik sejarah asal-usul dusun tersebut.
Sebagai contoh, pada tanggal 25 – 26 November 2019, kami mengikuti Seminar Nasional yang membahas ‘Laporan Penelitian Adat Sedulang Setudung di Desa Gelebak Dalam Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan’ bertempat di Hotel Grand Zurich Padang. Dalam pembahasan hasil penelitian tersebut Sejarah Desa Gelebak Dalam masih diberi label ‘Konon, menurut hikayat yang ada’ bahwa sejarah Desa Gelebak Dalam ada dua versi.
Dua versi Sejarah Desa Gelebak Dalam hasil penelitian tersebut saya nyatakan ‘perlu diluruskan’ karena tidak berdasarkan data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ‘konseptual, faktual dan rasional’.
Di samping membahas Sejarah Desa Gelebak Dalam yang masih diberi label ‘Konon, menurut hikayat yang ada’, juga hasil penelitian tersebut hanya mencantumkan bahwa ‘Nilai dalam Adat Sedulang Setudung’ adalah Nilai Teologis, Nilai Sosiolgis dan Nilai Budaya.
Pemakalah dalam menjawab pertanyaan salah seorang peserta secara ‘gentlement’ mengakui bahwa Nilai Filosofis Adat Sedulang Setudung belum tercantum dalam hasil penelitiannya. Untuk itu beliau meminta kepada ‘Nara Sumber’ untuk menjawab Nilai Filosofis Adat Sedulang Setudung.
Secara lengkap Sejarah Desa Gelebak Dalam dan Nilai Filosofis Adat Sedulang Setudung dapat Anda baca dalam tulisan ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tulisan ini sampai di tangan pembaca, saya ucapkan terima kasih.
Saya sangat sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Namun inilah kemampuan yang dapat saya kerjakan. Atas segala kekurangan dan kelemahan yang dijumpai dalam tulisan ini, saya mohon maaf.
                                                               

 

                                          Gelebak Dalam, 25 Desember 2019
                                          Penulis,
                                          Drs. H. Achmad Bermawi, M. Pd
                                           (Ki Demang Srikuto Parung Priyayi)